KOMPAS.com - Dua robot berbentuk manusia dengan nampan di tangan yang berisi makanan mondar mandir di kafe untuk melayani makanan pesanan pengunjung.
Robot itu sigap mengantarkan makanan dengan gerakan teratur, menggunakan sistem remote dan sensor yang mengikuti garis magnet.
Dua robot yang dinamai Sabai dan Midun itu tengah melayani pelangan kafe Arfe milik Perguruan Diniyyah Putri Padangpanjang, Sumatera Barat.
Selain dapat mengantar makanan, robot ini juga bisa mengucapkan kalimat salam, selamat makan dan terima kasih.
Kedua robot itu adalah hasil karya siswa dari perguruan Islam khusus perempuan pertama di Indonesia itu.
Ide awalnya ketika pimpinan perguruan berkunjung ke Jepang dan terkesan dengan robot sebagai penyambut tamu. Akhirnya, dengan bantuan instruktur pembimbing dibuatlah robot Sabai.Â
Pembimbing bersama 10 santri kelas XII dan XI IPA merancang Sabai menggunakan pemrograman arduinomega, motor, sensor gerak, dan baterai 14,7 volt, yang dioperasikan dengan remote.Â
Setelah dua bulan merancang Sabai dengan anggaran Rp 10 juta, disusul merancang Midun yang beroperasi dengan metode "line follower" atau mengikuti garis magnet.
Perguruan Diniyyah Putri merupakan pondok pesantren modern khusus putri yang didirikan oleh Rahmah El Yunusiyyah pada 1923. Rahmah juga merupakan salah satu tokoh utama pendukung Sumpah Pemuda 1928.Â
Santri-santri tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga bisa berinovasi di bidang teknologi.Â
Diciptakannya robot itu seiring lahirnya sebuah kurikulum yang dinamakan QUBA (Quran Sunnah Qalbu Brain Attitude), sehingga setiap santri akan diberikan waktu untuk membuat sebuah karya.
Para santri putri itu belajar membuat robot di divisi Diniyyah Robotika (Diro), yakni sebuah divisi otonom yang memfasilitasi santri dalam mengenali dan memahami bidang robotika dengan konsep keilmuan Science, Technology, Engineering, Art, and Math (STEAM).
Foto dan teks: Antara Foto (Iggoy el Fitra)