KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Menparekraf ) RI, Sandiaga Salahuddin Uno, mengunjungi kampung Adat Wae Rebo, di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Kamis 2 Desember 2021 sore.
Dalam kunjungannya itu, Menteri Sandiaga juga menginap di Wae Rebo selama semalam dan pulang, Jumat 3 November 2021 pagi.
Menparekraf Sandiaga menyampaikan rasa takjubnya dengan Kampung adat Wae Rebo, tidak hanya karena bentang alamnya yang indah dan budayanya yang unik, namun juga warganya yang ramah dengan para pengunjung.
Sandiaga Uno memberikan 2 kesan terhadap Kampung adat Wae Rebo. Pertama, dari 50 desa wisata dan merupakan desa terakhir yang dikunjungi Desa Wisata Wae Rebo betul-betul memberikan sensasi yang terbaik. Kedua, yang terindah bisanya tercapai dengan penuh perjuangan.
“Desa ini terindah, walau dicapai dengan penuh perjuangan. Ini adalah desa wisata yang betul-betul berat perjuangannya dengan mengendarai mobil selama 4-5 jam dari Labuan Bajo, setelah itu dilanjut dengan hiking sejauh lima kilometer di bebatuan dan jalan setapak yang licin,” ujar Sandiaga Uno, Jumat (3/12/2021).
Sandiaga juga mengatakan, karena mengikutisertakan Desa Wisata Kampung Adat Wae Rebo di ajang UNWTO Internasional pada Tahun 2022. Maka ia akan mempersiapkan dengan baik sehingga desa wisata itu dapat menjadi kebanggaan Indonesia.
Karena itu, Sandiaga meminta agar desa wisata itu ditata dan dikembangkan lebih baik, jika ada kekurangan akan dipenuhi karena ini merupakan kesempatan Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa desa wisata betul-betul ramah lingkungan dan berkelanjutan serta memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Lebih lanjut, Sandiaga juga akan memberikan pendampingan untuk Desa Wisata Wae Rebo agar desa ini bisa terus berkembang.
“Saya titipkan etos kerja 4 AS, yaitu kerja keras bagaimana kita menunjukkan bahwa masyarakat Desa Wae Rebo ini adalah pekerja keras. Kedua, kerja cerdas, kecerdasan kita untuk mengelola kelestarian alam.Ketiga, kerja tuntas, dengan mendapatkan hasil terbaik di UNWTO. Keempat, kerja ikhlas, kita berikan yang terbaik dan sisanya kita serahkan yang di atas untuk menentukan. Tapi saya yakin Wae Rebo akan mendapatkan hasil yang terbaik,” ujarnya.
Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 merupakan salah satu program pengembangan kepariwisataan Indonesia yang sedang digalakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan mengangkat tema “Indonesia Bangkit”.
Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi “Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing, Berkelanjutan dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat”.
Tujuan acara program “Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021” agar dari 57.000 desa di seluruh Indonesia yang memiliki daya tarik wisata tergerak untuk mendaftarkan desanya ke dalam program “Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021”.
Tidak hanya itu kegiatan ini juga bisa membangun motivasi bagi pengembangan desa dan menjadi penggerak ekonomi tingkat desa melalui desa wisata. Calon desa pendaftar juga tidak hanya bagi desa yang baru, melainkan desa wisata rintisan, berkembang dan maju yang belum mendaftarkan desanya juga bisa mengikuti program ini.
Berikutnya diharapkan target tahun 2021 dengan adanya “Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021” Kemenparekraf dapat mencatat setidaknya lebih dari 700 desa wisata yang masuk ke dalam data Desa Wisata Indonesia.
Desa Wisata Wae Rebo
Lebih dekat, Wae Rebo adalah sebuah kampung tradisional yang terletak di dusun terpencil tepatnya di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terkenal dengan sebutan kampung di atas awan, Wae Rebo terletak di ketinggian 1000 mdpl dikelilingi oleh perbukitan yang sangatlah asri. Wae Rebo dinyatakan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 menyisihkan 42 negara lain.
Untuk mencapai Wae Rebo, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 6 km dari Desa Dintor ke Desa Denge dengan menggunakan motor. Perjalanan dari Denge menuju Wae Rebo, kira-kira memakan waktu pendakian selama 3 jam dengan mengikuti jalan setapak, membelah hutan, dan menyusuri sungai. Namun, perjuangan tersebut terbayar ketika mereka tiba di lokasi.
Hal pertama yang akan menarik perhatian wisatawan adalah tujuh rumah adat Mbaru Niang yang berbentuk kerucut dan menjadi ciri khas desa wisata ini.
Sejumlah acara adat dilaksanakan setiap tahunnya, salah satunya upacara persembahan untuk roh yang mendiami tempat Wae Rebo. Upacara tersebut dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni dan Oktober.