BANDUNG, KOMPAS.com - Meski dalam keterbatasan penglihatan, para santri di Pondok Pesantren (ponpes) Tunanetra Sam'an Darushudur yang berada di Kawasan Bandung Utara tepatnya di Kampung Sekagawir, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung ini tekun belajar menjadi seorang hafiz Al Quran.
Selama Ramadhan, aktivitas para santri disabilitas netra di ponpes Sam'an ini adalah menghapal Al Quran dan menyetorkan hafalannya kepada para penguji sebanyak lima kali setiap sehabis shalat lima waktu.
Usai shalat, para santri ini tak langsung beranjak pergi namun mereka mengambil Al Quran braile dan kembali duduk, tangannya kemudia meraba tanda pada Al Quran braile dan menghafalkanya untuk kemudian ia setorkan pada penguji di setiap waktu usai shalat.
Tak hanya membaca, metode penghapalan pun dilakukan dengan bantuan tape recorder yang difasilitasi pihak ponpes. Sehingga para santri dapat menghapal sambil mendengarkan ketika beristirahat atau berada di kamarnya masing-masing.
Sebanyak 25 santri/wati bermukim di ponpes yang berdiri sejak tahun 2018 tersebut. Selama Ramadhan, para santri ini memulai kegiatannya dengan sahur yang dilanjutkan dengan shalat subuh dan menyetorkan hafalan quran, selanjutnya melakukan dzikir pagi, kemudian setiap para santri diberi kesempatan untuk memberikan kuliah tujuh menit (kultum).
Paginya, para santri kembali menyetorkan hafalannya pada pukul 07.00 wib, dan beristirahat pada pukul 09.00 WiB. Pukul 10.00 WIB para santri melanjutkan kajian dan menyetorkan kembali hafalan Alquran usai shalat Dzuhur.
Santri kemudian beristirahat hingga kembali menyetorkan hafalannya usai shalat ashar hingga sebelum magrib dilanjutkan kajian Ramadhan, dan kemabali menyetorkan hafalan setelah shalat isya.
Ketua Yayasan Sam'an Netra Berkah, Solehudin mengatakan bahwa di bulan puasa ini para santri di fokuskan pada kegiatan menghafal Alquran.Â
Para Santri diberikan waktu lama bermukim di ponpes selama 1 hingga 3 tahun dengan kelas yang terbagi dua yakni kelas takhasus, dimana para santri 90 persennya menghafal Al Quran dengan tambahan pelajaran bahasa arab dan komputer.Â
Kedua, kelas Mubaligh, santri dapat menghafal hadits-hadits dan tafsir quran serta membaca tulis Alquran braile.
Adapun tujuan ponpes ini mencetak para tahfiz Quran dan Da'i yang hafal berbagai hadits.