BANDUNG, KOMPAS.com – Korban banjir di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, saat ini membutuhkan bantuan logistik seperti makanan, selimut, pakaian, hingga obat-obatan.
“Kondisinya gawat darurat, rumah mereka habis terbawa air,” ujar Chief Program Officer Rumah Zakat, Murni Alit Baginda di Jalan Turangga Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (14/6/2019).
Murni menjelaskan, hujan deras yang mengguyur wilayah Konawe Utara sejak Sabtu (8/6/2019) hingga Minggu (9/6/2019) menyebabkan puluhan desa terendam dan terisolasi.
Saat kejadian, relawan langsung terjun ke lapangan untuk membantu evakuasi dan memberikan bantuan logistik.
Kemudian tim selanjutnya diturunkan dari Makassar yang membutuhkan waktu perjalanan 12 jam. Tim relawan dari Palu pun siap mem-backup.
Dari informasi yang diperolehnya dari lapangan, korban banjir telah mengungsi. Namun karena rumah mereka terendam bahkan ada yang terbawa air, mereka hanya memiliki pakaian yang menempel di badan.
“Kami sudah turunkan 1.000 paket makanan super qurban dan siaga pangan,” ungkapnya.
Namun, bantuan yang dibutuhkan tentunya lebih besar. Sebab hingga kini masih ada daerah yang terisolasi dan menurut BMKG hujan diprediksi turun di daerah tersebut hingga 15 Juni.
“Kita doakan semoga hujan segera reda dan air segera surut,” tuturnya.
Pihaknya akan terus mengirimkan bantuan baik berupa logistik maupun tenaga. Untuk logistik, dananya bersumber dari zakat dan donasi masyarakat yang diakadkan untuk bencana.
Karena itu, pihaknya mengampanyekan bantuan siaga bencana dengan mengakadkan bantuan untuk bencana, sehingga dana terikat untuk bencana.
Data BNPB hingga Senin (10/6/2019), ada 38 desa, 3 kelurahan dan 6 kecamatan yang terendam banjir bandang.
Tak hanya itu, 185 rumah warga hanyut, 1.235 unit rumah terendam banjir dan 5.111 jiwa dari 1.420 kepala keluarga mengungsi akibat banjir di wilayah itu.
Kerusakan sektor pertanian mencakup lahan sawah 970,3 hektare, lahan jagung 83,5 hektare dan lainnya 11 hektare, sedangkan sektor perikanan pada tambak seluas 420 hektare.
Bupati Konawe Utara Ruksamin mengatakan, hingga Kamis (13/6/2019), masih ada empat kecamatan yang terisolasi akibat banjir di wilayahnya. KONTRIBUTOR BANDUNG, RENI SUSANTI