YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Mengunjungi Yogyakarta sepertinya tak pernah lepas dari cerita seputaran Kraton. Tamansari menjadi salah satu tempat bersejarah yang menarik dikunjungi dengan bangunan artistik perpaduan Portugis–Jawa.
Tempat yang juga dijuluki Istana Air ini kerap dihubungkan dengan cerita sensasional seputar Sultan memilih selirnya untuk mandi di kolam kecil.
Ada pula cerita yang menyebut bunga tersebut sebagai “tiket” untuk diajak (bercinta) dengan raja di atas tempat tidur yang ada di atas Menara, meski ternyata cerita-cerita tersebut tidaklah benar.
Dikutip dari Tribunnews (4/1/2016), Penghageng Kraton Yogyakarta, KRT Jatiningrat menegaskan jika fungsi utama Tamansari merupakan tempat peristirahatan Sultan selain sebagai tempat pertahanan dan tempat religius.
Sebagai tempat rekreasi terlihat dengan adanya bangunan Kolam Binangun atau Umbul Binangun.
Sebagai tempat pertahanan dan perlindungan, terlihat dari adanya benteng keliling yang tinggi, dengan gerbang atau gapura yang dilengkapi beberapa tempat penjagaan para prajurit dan abdi dalem serta adanya jalan bawah tanah yang menghubungkan satu tempat ke tempat lain.
Sedangkan tempat religius terlihat dari adanya Sumur Gemuling dan Pulo Panembung yang berada di tengah kolam Segaran yang digunakan Sultan untuk meditasi.
Tamansari dibangun sedemikian rupa untuk menyelamatkan diri Sultan dan keluarganya jika terjadi bahaya. Lorong-lorong bawah tanah yang sekarang sudah ditutup digunakan untuk menyelamatkan Sultan ke luar kota.
Dari luas areal sekitar 10 hektar dengan 57 bangunan, kini Tamansari tersisa bangunan antara lain Gapura Panggung, Gapura Agung, Umbul Binagun, Sumur Gemuling, Pulo Kenanga, dan Gedong Sekawan.