MAGELANG, KOMPAS.com – Puncak Gondopurowangi, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Magelang, Andi Ardi dan Amri Setiawan mencoba jalan meniti tali webbing yang membentang sepanjang 55 meter.
Kali ini Andi dan Amri dari Jogja Slackline Community tengah menguji nyali menaklukkan ketakutan akan ketinggian di atas jurang sedalam 70 meter.
Dari Puncak Gondopurowangi ini pemandangan sungguh indah. Di kejauhan Gunung Merapi dan Merbabu tampak gagah menjulang, menjadi salah satu alasan pilihan lokasi mountain highline saat Andi menghubungi Kompas.com.
Meski sudah empat tahun akrab dengan dunia slackline namun pria kelahiran Yogyakarta, 45 tahun silam ini mengaku setiap tempat memiliki kesulitan yang berbeda saat bermain highline.
“Kesulitan terbesar adalah mengolah pikiran dan setiap tempat punya auranya yang berbeda. Dengan pikiran yang rileks, keseimbangan akan muncul dengan sendirinya,” ujar Andi.
Tiga bulan tidak bermain slackline cukup menguras tenaga Andi, beberapa kali ia terhempas jatuh, namun ia kembali mencoba berjalan mengatur keseimbangan.
“Wah kok berat ya naiknya, tiga bulan nggak main slackline, tapi harus tembus meskipun jatuh-jatuh,” ujar pria yang belajar slackline otodidak dari media sosial.
Mempopulerkan Olahraga Ekstrem
Kecintaan pada olahraga ekstrem seperti highline membuat Ardi dan teman-temannya mencoba gedung dan tempat-tempat tinggi untuk bermain highline.
Nglanggeran, Gunung Gentong, Gua Ngingrong, Kalitalang, Embung Tambakboyo, Sungai Progo, Gedung Universitas Duta Wacana, UNY, AMP, dan Jogja City Mall, beberapa lokasi yang pernah ia gunakan untuk highline.
Olahraga ekstrem diakui bapak tiga anak ini membuat penasaran untuk dicoba. Belakangan ia juga tengah serius berlatih paralayang.