KOMPAS.COM - Pulau Buru, Sejak 21 November 2018, 21 November secara resmi diperingati sebagai Hari Ikan Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014. Penetapan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak berbagai kalangan masyarakat untuk selalu mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein penting guna menyiapkan generasi tangguh dan unggul. Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas penting karena mempengaruhi laju perekonomian.
"Makan ikan penting untuk masa depan bangsa, itu kenapa di momen hari ikan nasional (Harkannas) tahun ini kita mengusung tema 'Ikan untuk Generasi Tangguh dan Unggul'," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti, dilansir dari Antara, Minggu, 21 November 2021.
Artati menambahkan, tema tersebut sengaja dipilih dengan harapan bahwa ikan dapat menjadi sumber protein utama dan asam lemak Omega 3 dalam peningkatan kualitas generasi penerus, tidak hanya untuk Bangsa Indonesia, tapi juga untuk seluruh dunia.
Hari Ikan Nasional dari Nelayan Pulau Buru
Perikanan skala kecil Indonesia, dengan 123 nelayan di Pulau Buru Utara, Provinsi Maluku telah menjadi perikanan tuna sirip kuning handline pertama di dunia yang diakui di bawah program Marine Stewardship Council (MSC) dan Fair Trade.
Berlokasi di Desa Waepure, Kecamatan Air Buaya, Kabupaten Buru, Nelayan melakukan perjalanan dengan kapal-kapal kecil dengan awak maksimal dua orang untuk menangkap ikan setiap hari. Mereka pergi ke laut Seram untuk menangkap tuna sirip kuning dengan mengikuti lumba-lumba atau burung, yang menunjukkan keberadaan tuna dan dapat menangkap ikan di permukaan atau lebih jauh di bawah. Nelayan kemudian menggunakan alat pancing ulur yang sangat selektif: satu pancing, satu kail, satu tuna. Rata-rata tangkapan harian biasanya terdiri dari 1 sampai 3 ekor ikan.
Nelayan di seluruh Provinsi Maluku telah menggunakan metode pancing tangan tradisional sejak abad ke-16. metode pancing ulur adalah cara yang selektif dan lebih berkelanjutan untuk menangkap tuna.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau dan 54.000 km garis pantai. Perikanan memainkan peran penting dalam menyediakan lapangan kerja dan pendapatan.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), lebih dari enam juta orang terlibat dalam sektor makanan laut Indonesia, dan diperkirakan 95 persen produksi perikanan berasal dari perikanan skala kecil. Indonesia juga merupakan salah satu produsen utama tuna secara global. Perkiraan volume tahunan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) yang dihasilkan adalah 200.000 ton, dengan lebih dari 30 persen (61.000 ton) ditangkap dengan pancing ulur. Bahan baku bermutu tinggi diekspor, dengan sisanya ditujukan untuk pasar lokal seperti jasa makanan dan perhotelan.
Perjalanan perbaikan perikanan tuna sirip kuning Buru
Nelayan perikanan Buru telah bergerak menuju keberlanjutan lebih dari delapan tahun terakhir bersama mitranya Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI), organisasi nasional yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat nelayan demi mencapai keberlanjutan.
Perjalanan nelayan bersama mitranya berupaya untuk mendukung nelayan pancing ulur tuna sirip kuning dalam mencapai sertifikasi MSC.
Perjalanan panjang akhirnya membuahkan hasil maksimal ketika nelayan skala kecil yang beroperasi dengan armada kapal berkapasitas satu atau dua orang menggunakan pancing ulur ini berhasil menunjukkan praktik keberlanjutannya terhadap standar global MSC.
Perikanan tuna Serikat Nelayan Fair Trade Pulau Buru Utara Maluku pada bulan Mei 2020 menjadi perikanan tuna sirip kuning pancing ulur pertama di dunia dan perikanan kedua di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi perikanan MSC.
Perikanan di Buru, Provinsi Maluku telah menjalankan program perbaikan perikanan (Fisheries Improvement Project) sejak April 2013 dan tesertifikasi menurut standar perikanan tangkap Fair Trade USA sejak Oktober 2014. Perikanan ini terdiri dari 123 nelayan yang terorganisir dalam 9 serikat Fair Trade.